Sabtu, 05 Mei 2012

pengenalan sains pada anak usia dini


A.           Pengertian Sains

Begitu banyak definisi tentang sains, diantaranya :
·      Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan.
·      Berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. 
·      Amin ( 1987), mendifinisikan sains sebagai ilmu bidang alamiah, ruang lingkup zar dan energi, baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam ( natural science)vswepet fisika, kimia, biologi.
·      James Conant  ( Holton dan Roller : 1958 , mendefinisikan sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut.
·      Sumaji menyatakan bahwa sains secara sempit adalah Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ), terdiri dari physical sciences dan life science.


B.            Pentingnya Sains

Anak pada usia dini sudah dikenalkankan dengan  sains, hal ini tentu saja mempertimbangkan pentingnya sains bagi anak. Di sini ada beberapa hal yang membuktikan pentingnya pengenalan sains pada anak usia dini.
 
Leeper ( 1994 ) menyampaikan bahwa :
1.         Pengembangan pembelajaran sains ditujukan agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui pengguanaan metode sains, sehingga anak – anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapi.
2.         Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak – anak memiliki sikap ilmiah. Hal ini mendasar misalkan ; tidak cepat – cepat dalam mengmabil keputusan, dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati – hati terhadapa informasi – informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3.         Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak – anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah.
4.         Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak – nak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Dari uraian – uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya sains adalah :
-          Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari – sehari.
-          Membantu melekatkan aspek – aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tenatang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.
-          Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda – benda serta kejadiandi luar lingkungannya.
-          Memfasilitasi dan mengemabngkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri dalam kehidupan.
-          Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala – gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari.
-          Membantu anak agar mampu mengguanakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari.
-          Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan YME.

C.           Tujuan Pengenalan Sains

Fungsi dan tujuan pembelajaran sains pada anak usia dini :
·         Membantu anak usia dini menguasai produk sains.
- Membantu anak dalam pengenalan dan penguasaan :
a.  Fakta, yaitu hal yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
b. Teori, yaitu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.
c.  Konsep, yaitu rancangan; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.
d.  Prinsip, yaitu asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak.
e.  Hukum, yaitu peraturan atau adapt yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
f. Istilah, yaitu kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas di bidang tertentu.
g. Proses, yaitu rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk.
h. Problem solving, yaitu sebagai pemecah masalah yang dilakukan oleh hasil pemikiran sendiri.
- Membantu anak mengenali, menguasai kumpulan pengetahuan, menjelaskan yang diketahuinya itu secara memadai kepada orang lain dan menyampaikan cara-cara yang digunakannya.
·         Membantu anak usia dini menguasai proses sains :
- Membantu anak dalam penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali sains sehingga anak menguasai cara kerja yang ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesaikan masalah yang terkait di dalamnya.
- Anak secara bertahap dan sederhana diperkenalkan dengan cara atau proses mengungkap sains yang benar, seperti proses :
a. Mengamati, yaitu melihat dan memperhatikan dengan teliti.
b. Menggolongkan, yaitu membagi-bagi atas beberapa golongan.
c. Mengukur, yaitu menghitung ukurannya (pangjang, besar, luas, tinggi, dsb) dengan alat tertentu.
d. Menguraikan, yaitu melepaskan hubungan bagian-bagian dari induk atau pusatnya.
e. Menjelaskan, yaitu menerangkan; mennguraikan secara terang.
f. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam.
g. Merumuskan problem, yaitu menyebutkan (menyimpulkan) suatu masalah dengan ringkas dan tepat.
h. Merumuskan hipotesis, yaitu menyebutkan (menyimpuklan) sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
i. Merancang penyelidikan termasuk eksperimen, yaitu membuat percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori.
j. Mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu mengumpulkan dan melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
k. Menarik kesimpulan, yaitu mengambil keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif, dan sebagainya.



D.           Materi Sains

Ada beberapa materi sains yang sesuai untuk anak prasekolah terutama usia 5-6 tahun. Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (first-hand experience) kepada anak, bukan mempelajari konsep saians yang abstrak. Selain itu pembelajaran sains hendaknya mengembangkan kemampuana observasi, klasifikasi, pengukuran, mengunakan bilangan dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Materi tersebut antara lain:


1. Mengenal gerak

Anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergrak, memutar, menggelinding, melenting, atau melorot. Ada beberpa kegiatan untuk mengenalkan anak dengan gerakan, antara lain: 

a. Menggelinding dan bentuk benda

Materi ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda. Kemiringan papan, bentuk benda slilidris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut mempengaruhi kecepatan gerakan. Materi ini juga dapat melatih kemampuan observasi.

b. Menggelinding dan ukuran benda

Bermain dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu benda akan mempengaruhi gerak benda tersebut. Meteri ini juga melatih kemampuan observasi pada anak.
 

2. Mengenal benda cair

Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air. Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yng lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Berbagai kegiatan  dengan air, antara lain:

a. Konservasi volume

Kegiatan ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda cair. Anak Pra operasional belum dapat memahami konservasi volume (Piaget 1972). Oleh karena itu memperkenalkan anak dengan bejana yang dapat diisi akan membantu anak memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke botol yang lebih kecil dan sebalaiknya, anak belajar mengunakan bilangan untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga akan berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di luar kelas. Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta memakai rompi plastik.

b. Tenggelam dan terapung

Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas plastik dan koran agar air tidak mmbasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam an ada yang terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda.
 .
c. Membuat benda terapung

Tujuan kegiatan ini addalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan memahami, mengapa perahu yang berat dapat terapung.

d. Larut dan tidak larut.

Sebagian benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan, maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan minyak. Jika benda tersebut dicampur dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan terlihat adanya endapan.

e. Air mengalir

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang bermain dengan air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan berguna untuk mempelajari sains.

f. Mengenal sifat berbagai benda cair

Melalui kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam, tidak hanya air. Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda. 

3. Mengenal timbangan (neraca)

          Neraca sangat baik untuk melatih anakmenghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan nampak secara langsung.jika beban di satu lengan timbangan di tambah, maka beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu. Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil tetapi akan lebih berat dari kapas atau spon.

4. Bermain gelembung sabun

Anak sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleeh larutan yang sabun yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.


5.    Mengenal benda-benda lenting

Benda – benda dari karet pada umumnya memiliki kelenturan sehingga mampu melenting jika dijatuhkan. Demikian pulla benda dari kare yang diisi udara , seperi bola basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermin dengan benda-benda tersebut.

6. Mengenal Binatang

Binatang merupakan mahluk yang menarik bagi anak - anak
karena mampu merespon rangsang. Anjing, misalnya mampu mengembalikan bnda-benda yang dilemparkan pemiliknya. Anak kucing akan mengejar dan menerkam benda-benda yang bergerak. Meskipun masih diperdebatkan dari segi sanaitasi dan higienisnya, memelihara hewan peliharaan dapat mengembangkan rasa kasih dan sayang pada anak. Melalui binatang anak akan belajar banyak tentang mahluk tersebut. Oleh karena itu di nagara-negara maju, kebun binatang dilengkapi dengan pojok sains (sains center) dimana anak dapat berinteraksi dengan bintang yang jinak dan bersih sambil memperlajarinya. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh anak jika berinteraksi dengan binatang. Pertama, anak belajar mengenal dan menghargai mahluk hidup, ia belajar bahwa mahluk hidup memerlukan makanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar untuk menyayangi binatang yang pada akhirnya akan menumuhkan rasa kasih sayang pada mahluk hidup.

E.            Strategi Pembelajaran Sains

Sejumlah strategi atau cara – cara untuk mengoptimalisasi pembelajaran sains diantaranya :
1.      Pengembangan sudut sains secara terintegrasi.
Untuk mengatasi keterbatasan sarana, termasuk keterbatasan ruang yang akan digunakan dalam pembelajaran sains, maka disarankan kepada sekolah – sekolah yang memang terbatas sarananya agar memodifikasi atau mengemas sudut sains secara terintegrasi.
2.      Pembuatan Kebun Sekolah
Beberapa sekolah telah mengadakan kebun sekolah, akan tetapi nampaknya belum optimal dalam menjadikan kebun tersebut sebagai bagian dari pembelajaran.
Dengan adanya kebun sekolah, maka untuk memperkenalkan sains kepada anak tidak perlu jauh – jauh, cukup di kebun sekolah, selain pembelajaran sains lebih nyata, hal ini juga lebih efisien karenan jarak antara sekolah dan kebun relatif berdekatan. Dengan adanya kebun sekolah, anak – anak juga dikenalkan dengan kegiatan sains yang bersifat praktis seperti bercocok tanam, keterlibatan dalam memelihara tanaman, dll.
3.      Pemanfaatan Sumber Belajar yang terjangkau
Segala sesuatu berdasarkan tinjauan sains sesungguhnya merupakan bagian yang dapat diangkat menjadi sumber belajar sains. Bumbu dapur, kerikil, daun, tanah, air, udara di sekitar sekolah merupakan hal mendasar yang merupakan bagian dari pengenalan dan pembelajaran sains.
4.      Peningkatan Kkemampuan dan Kreativitas Guru Sains
Bekal kemampuan dan kreativitas yang tinggi akan mammpu memfasilitasi dan menemukan cara – cara yang produktif dalam mendongkrak pengenalan dan penguasaan sains pada anak usia dini. Hal ini bisa ditunjukan dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan barang bekas sebagai media pengenalan sains pada anak.
5.      Peningkatan Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi dengan Anak
Terdapat tiga bentuk yang terkait dengan komunikasi sains kepada anak- anak, yaitu kemampuan guru dalam menyederhanakan konsep sains yaitu guru selayanya mampu mengemas pesan – pesan sains secara sederhana kepada anak, misalkan saja memperkenalkan perbedaaan sepeda motor dengan mobil, kepada nak cukup ditonjolkan bahwa sepeda motor beroda dua, sedangkan mobil beroda empat. Yang selanjutnya kemampuan guru dalam mendekatkan anak pada sains artinya kemmapuan guru dalam mencari cara atau media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik anak. Untuk itu, komunikasi kepada sains kepada anak yang dilakukan melaui bermain, gerak dan lagu, melalui sentuhan – sentuhan panca indera merupakan pilihan yang tepat. Yang ketiga kemapuan guru dalam memahami ungkapan sains yang ditampilkan anak artinya komunikasi akan efektif jika guru mampu memahami pesan – pesan yang diungkapkan anak.
6.      Membangun hubungan baik dengan Orang tua dan masyarakat Potensial
Jika sekolah memang secara nyata dihadapkan pada berbagai keterbatasan, maka pihak pertama yang dapat dikontak adalah orang tua. Dengan kejujuran dan keterbukaan maka uluran tangan orang tua juga kan semakin terbuka.


F.     Evaluasi Pembelajaran Sains untuk AUD

Evaluasi sains adalah proses penelusuran dan penentuan tingkat keberhasilan pembelajaran sains, sehingga diketahui upaya- upaya selanjutnya baik tindakan perbaikan, pengayaan maupun pengemabnagan lainnya.
Tujuan dan fungsi evaluasi adalah :
1.      Memberikan umpan balik terhadap program pengenalan dan pembelajaran sains yang dikembangkan sehinggan diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan.
2.      Menentukan tingkat kematangan dan kemajuan perkembangan anak dalam kegiatan sains, baik terkait dengan dimensi produk, dimensi proses, maupun dimensi sikap.
3.      Sebagai bahan pertimabnagn guru untuk menempatkan anak pada kegiatan sains yang lebih sesuai dengan minat dan kemmapuannya yang memungkinkan anak dapat mencapai kemampuan secara optimal dalam pembelajaran sains.
4.      Untuk mengetahui latar belakang kesulitan belajar anak selama mengikuti program pengenalan pembelajaran sains.
5.      Memberi informasi kepada orang tua / wali tentang kemajuan dan kemampuan sains yang telah dan belum dikuasai anak.
6.      Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dalam memberikan pembinaan selanjutnya.

Terdapat beberapa jenis dan cara melakukan evaluasi pengenalan pembelajaran sains, diantaranya :
a.      Observasi
Adalah cara pengumpulan data penilaian yang pengisiannya berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.

b.      Catatan Anekdot
Kumpulan catatan tentang perilaku dan sikap anak secara khusus, baik yang positif maupun negatif.

c.       Percakapan atau Interview
Metode penilaian yang dilakukan dengan bercakap – cakap atau wawancara antara anak dengan guru baik di dalam  kelas maupun di luar kelas.


d.      Pemberian Tugas
Suatu metode penilaian dimana guru dapat memberikannya setelah melihat hasil kerja anak. Pemberian tugas bisa dilaksanakan secara kelompok, berpasangan, dan individu. Dalam pemberian tugas yang terpenting bukan hanya hasil kerja anak, tetapi juga proses sains yang dilakukan anak.

Daftar Pustaka 
Nugraha, Ali.2008. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.Bandung.JILSI  Foundation.
http ://www.homeschoolingalam.com/berita-117-permainan-sains-di-taman-kanakkanak.html. diunduh pada hari selasa, 13 Desember 2011 pada pukul 14.00 WIB.
http://insantama.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=92:mengenalkan-sains-pada-anak-pra-sekolah&catid=38:sains-teknologi. diunduh pada hari selasa, 13 Desember 2011 pada pukul 14.20 WIB.
http://dedyaristyanto.blogdetik.com/category/pengertian-sains/ . Diunduh pada hari Selasa, 13 Desember 2011 pada pukul 15.00 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam. Diunduh pada hari Selasa, 13 Desember 2011 pada pukul 15.00 WIB.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/07/ragam03.htm. Diunduh pada hari Selasa, 13 Desember 2011 pada pukul 15.25 WIB.
http://endahdwijuliarni.blogspot.com/2011/12/sains-sederhana-untuk-anak-usia-dini.html. Diunduh pada hari Selasa, 13 Desember 2011 pada pukul 16.00 WIB.


4 komentar: