Minggu, 21 Oktober 2012

Komposisi dan Desain Tari


A.      Komposisi Tari
Komposisi tari merupakan seni membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi tari bisa juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi. Orang yang merancang koreografi disebut sebagai koreografer.
Komposisi tari terdiri dari :
1. Bentuk (pose)
Bentuk (pose) adalah posisi tubuh sebelum bergerak. Terbagi menjadi empat, yaitu terbuka, tertutup, asimetris, dan simetris.
2. Gerak
Gerak adalah posisi tubuh menggerakkan bentuk.
3. Pola lantai
Pola lantai adalah arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi menjadi dua, lurus dan lengkung.
4.  Arah hadap
Arah hadap adalah arah posisi tubuh penari.
5.  Tataran atau level
Tataran atau level adalah tingkatan posisi tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, bawah, tengah, dan atas.
6. Ekspresi atau penjiwaan

B.       Desain Tari
1. Desain Atas (Air Design)
Desain atas merupakan desain yang dilihat oleh penonton, yang  tampak terlukis pada ruang yang berada di atas lantai. Desain atas ini  dapat pula dikatakan atau lebih tepatnya dengan istilah pose dalam tari, karena dilakukan di tempat. Oleh karenanya desain atas akan lebih jelas nampak apabila dilihat dari satu arah penonton atau dari depan.
2. Desain Datar
Desain datar adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonnton, badan penari tampak dalam postur tanpa perspektif. Semua anggota badan dalam postur mengarah ke samping.
3.  Desain Dalam
Desain dalam adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonton,badan penari tampak memiliki perspektif yang dalam. Beberapa anggota badan seperti kaki dan lengan diarahkan ke belakang, ke depan, ke samping, dan menyudut.
4.  Desain Vertikal
Desain Vertikal adalah desain yang menggunakan anggota badan pokok yaitu tungkai dan lengan menjulur ke atas atau ke bawah.
5.  Desain Horisontal
Desain horisontal adalah desain yang menggunakan sebagian dari anggota badan mengarah ke garis horisontal.
6.  Desain Kontras
Desain kontras adalah desain yang menggunakan garis-garis silang dari anggota badan atau garis-garis yang akan bertemu bila dilanjutkan.
7.  Desain Murni
Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali tidak menggunakan garis kontras. 
8. Desain Statis
Desain statis adalah desain yang menggunakan pose-pose yang sama dari anggota badan walaupun bagian badan yang lain bergerak.

Rabu, 23 Mei 2012

Alasan Mengapa Anak Mengadu

Meski masih batita, si kecil pun "pandai" mengadu. seperti yang dikatakan Susanne Denham, profesor psikologi perkembangan dari George Mason University, Amerika Serikat, anak usia 18 bulan sudah bisa mengadu karena sudah muncul insting persaingan. Akan tetapi, perilaku mengadu si kecil berbeda dengan orang dewasa yang suka mengadu. Si kecil mengadu bukan hanya wajar, tetapi juga melatih kemampuannya berkomunikasi dan mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu, sebagai orang dewasa kita harus mampu menyikapinya dengan bijak. 
Ada beberapa alasan mengapa si kecil mengadu, berikut alasan - alasan anak mengadu :
1. Moral
   Di usia batita, si kecil sudah mulai mengenal nilai moral. Dia bisa menilai perilaku anak lain apakah melanggar aturan atau tidak. Misalnya saja, ketika si kakak memukul si kecil, si kecil tau bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sebelumnya kita telah menjelaskan nilai - nilai moral, salah satunya " tidak boleh menyakiti (memukul) orang lain". Karena si kecil tak mampu mengatasinya, maka si kecil mencari dukungan dengan cara mengadukan perlakuan kakaknya.
2. Mendapat Perhatian
    Masa batita, merupakan masa paling menyenangkan karena pada masa itu ia menjadi pusat perhatian dan ttidak boleh ada orang lain yang lebih diperhatikan orang tuanya daripada si kecil. Anak akan mengadu ketika merasa dirugikan untuk mendapat perhatian, dan ketika aduannya itu mendapat respon, pembelaan, dan kemaunnya diperhatikan, si kecil akan melakukan hal yang sama ketika hari berikutnya ia merasa dirugikan. Meski demikian, hal ini merupakan hal wajar karena batita belum memahami proses berbagi, yang ia pikirkan yaitu orang tuanya memperhatikan si kecil, bukan orang lain.
3. Persaingan
    Mengadu bisa jadi merupakan wujud dari persaingan antara adik - kakak, hal ini sering terjadi pada anak yang usianya tak terlalu jauh apalagi anak sadar bahwa ia merupakan pusat perhatian sehingga ia merasa yakin ia akan mendapat dukungan apabila mengadu.
4. Menguasai
    Ibu seringkali meminta kakak untuk menjaga adiknya, pada saat itu si kakak merasa di beri mandat dan berkuasa terhadap adiknya sehingga ketika sang adik tidak menuruti perkataan si kakak, kakak akan mengadukan hal tersebut kepada ibunya.
5. Kurang Perhatian atau lebih diperhatikan
    Jika anak kurang diperhatikan, sangat mungkin ia akan sering mengadu. Hal ini karena pada masa batita memang butuh perhatian, terutama dari orang tuanya. Dan pada beberapa anak., meski sudah diperhatikan, seringkali anak merasa ingin diperhatikan lebih dari biasanya.
6. Orang tua tidak objektif
    Perilaku orang tua pun berperan dalam perilaku mengadu anak, yaitu orang tua sering berperilaku tidak objektif terhadap anak, Misalnya saja ketika si kecil menangis, orang tua langsung menyalahkan si kakak padahal belum tentu si kecil menangis karena ulah kakaknya, hal ini mengakibatkan ketika di lain waktu si kecil menangis karena ulah kakaknya, akan dengan mudahnya ia mengadu karena ia yakin akan mendapat dukungan dari orang tuanya.

Sumber :Nakita edisi 14-20 Mei
   

Sabtu, 05 Mei 2012

pengenalan sains pada anak usia dini


A.           Pengertian Sains

Begitu banyak definisi tentang sains, diantaranya :
·      Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan.
·      Berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. 
·      Amin ( 1987), mendifinisikan sains sebagai ilmu bidang alamiah, ruang lingkup zar dan energi, baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam ( natural science)vswepet fisika, kimia, biologi.
·      James Conant  ( Holton dan Roller : 1958 , mendefinisikan sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut.
·      Sumaji menyatakan bahwa sains secara sempit adalah Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ), terdiri dari physical sciences dan life science.


B.            Pentingnya Sains

Anak pada usia dini sudah dikenalkankan dengan  sains, hal ini tentu saja mempertimbangkan pentingnya sains bagi anak. Di sini ada beberapa hal yang membuktikan pentingnya pengenalan sains pada anak usia dini.
 
Leeper ( 1994 ) menyampaikan bahwa :
1.         Pengembangan pembelajaran sains ditujukan agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui pengguanaan metode sains, sehingga anak – anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapi.
2.         Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak – anak memiliki sikap ilmiah. Hal ini mendasar misalkan ; tidak cepat – cepat dalam mengmabil keputusan, dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati – hati terhadapa informasi – informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3.         Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak – anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah.
4.         Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak – nak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Dari uraian – uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya sains adalah :
-          Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari – sehari.
-          Membantu melekatkan aspek – aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tenatang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.
-          Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda – benda serta kejadiandi luar lingkungannya.
-          Memfasilitasi dan mengemabngkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri dalam kehidupan.
-          Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala – gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari.
-          Membantu anak agar mampu mengguanakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari.
-          Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan YME.

C.           Tujuan Pengenalan Sains

Fungsi dan tujuan pembelajaran sains pada anak usia dini :
·         Membantu anak usia dini menguasai produk sains.
- Membantu anak dalam pengenalan dan penguasaan :
a.  Fakta, yaitu hal yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
b. Teori, yaitu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.
c.  Konsep, yaitu rancangan; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.
d.  Prinsip, yaitu asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak.
e.  Hukum, yaitu peraturan atau adapt yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
f. Istilah, yaitu kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas di bidang tertentu.
g. Proses, yaitu rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk.
h. Problem solving, yaitu sebagai pemecah masalah yang dilakukan oleh hasil pemikiran sendiri.
- Membantu anak mengenali, menguasai kumpulan pengetahuan, menjelaskan yang diketahuinya itu secara memadai kepada orang lain dan menyampaikan cara-cara yang digunakannya.
·         Membantu anak usia dini menguasai proses sains :
- Membantu anak dalam penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali sains sehingga anak menguasai cara kerja yang ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesaikan masalah yang terkait di dalamnya.
- Anak secara bertahap dan sederhana diperkenalkan dengan cara atau proses mengungkap sains yang benar, seperti proses :
a. Mengamati, yaitu melihat dan memperhatikan dengan teliti.
b. Menggolongkan, yaitu membagi-bagi atas beberapa golongan.
c. Mengukur, yaitu menghitung ukurannya (pangjang, besar, luas, tinggi, dsb) dengan alat tertentu.
d. Menguraikan, yaitu melepaskan hubungan bagian-bagian dari induk atau pusatnya.
e. Menjelaskan, yaitu menerangkan; mennguraikan secara terang.
f. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam.
g. Merumuskan problem, yaitu menyebutkan (menyimpulkan) suatu masalah dengan ringkas dan tepat.
h. Merumuskan hipotesis, yaitu menyebutkan (menyimpuklan) sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
i. Merancang penyelidikan termasuk eksperimen, yaitu membuat percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori.
j. Mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu mengumpulkan dan melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
k. Menarik kesimpulan, yaitu mengambil keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif, dan sebagainya.

Jumat, 04 Mei 2012

bimbingan dan relevansi tehadap profesionalisme seorang guru Anak Usia Dini



posting posting,,,
kali ini aku posting tentang profesionalisme seorang guru PAUD dan bimbingan,,,

Guru PAUD berkemampuan mengembangkan bimbingan kepada peserta didik dan relevansinya terhadap profesi
Pendidik PAUD yang ideal adalah seseorang yang memiliki kompetensi profesional yang terdidik dan terlatih baik, sera memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan seseorang yang memiliki kompetensi pedagogi yaitu menguasai strategi dan tehnik mendidik, memiliki pengetahuan tentang cara-cara mendidik, maupun membuat rancangan kegiatan ( untuk satu tahun, seminggu dan harian) dan pengetahuan tentang kesehatan, mampu mengorganisasikan kelas. Ia memiliki kompetensi profesional, juga mengetahui bagaimana cara menghadapi berbagai macam permasalahan anak, mulai dari perkelahian antar anak sampai dengan menggiatkan kelompok belajar. Pendidik PAUD merupakan pendidik yang konsisten sekaligus luwes, humoris dan lincah dalam menghadapi kebutuhan, minat dan kemampuan anak. Juga memiliki kompetensi sosial, berinteraksi dengan orang tua, antar sesama pendidik, anak serta masyarakat. Keberadaan bimbingan konseling dilingkungan PAUD sangat dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik ketika dewasa yang disebabkan oleh masa lalunya di waktu kecil. Hal ini menunjukan bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam hal tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa depan. Tujuan utama diselenggarakannya bimbingan dan konseling di lembaga PAUD adalah mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif terhadap munculnya perilaku bermasalah tersebut. Dengan demikian, sesungguhnya bimbingan dan konseling tidak hanya diberikan kepada anak didik yang telah bermasalah perilakunya saja, melainkan juga kepada mereka yang tidak bermasalah. Tentunya, mencegah akan jauh lebih baik daripada mengobati. Dengan kata lain, mencegah munculnya perilaku bermasalah pada anak-anak jauh lebih mudah daripada mengatasi perilaku bermasalah pada orang dewasa.
Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekadar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinum berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan sampai dimasyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksidental semata. Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan kepribadiannya. Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Pandangan ini menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri daripada bimbingan yang menitik beratan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah.
Proses pendidikan dapat dilakukan melalui tiga bentuk kegiatan, yaitu bimbingan, pengajaran dan latihan. Melalui proses bimbingan anak dibantu untuk dapat mengembangkan berbagai aspek kemampuan yang dimilikinya, dan bilamana anak mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses perkembangannya, maka layanan bimbingan juga perlu membantu agar permasalahan yang dihadapi tidak menghambat proses tumbuh kembang anak. Pengajaran juga menjadi suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya menyiapkan anak didik untuk dapat berperan di masa yang akan datang, karena melalui suatu proses kegiatan yang terencana dan ditangani oleh pihak yang berkompeten dapat terselenggara suatu proses pendidikan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga apa yang dicita-citakan diharapkan dapat tercapai.
Latihan menjadi suatu kegiatan yang tak kalah pentingnya dalam pelaksanaan proses pendidikan karena untuk mencapai sumber daya manusia yang bermutu tidak cukup hanya dibekali berbagai kemampuan yang bersifat kognitif afeksi saja, tetapi pada anak didik perlu dikembangkan berbagai kemampuan psikomotornya melalui berbagai latihan.
Kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dalam pelaksanaannya tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi kegiatan ini dilakukan secara terintegrasi yang bermuara pada tercapainya penyiapan peserta didik yang bermutu. Terintegrasi dalam pemahaman di atas dimaksudkan bahwa kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dilaksanakan secara bersama-sama dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru dikatakan profesional bila ia mampu melakukan berbagai tugas keprofesionalannya. Salah satu tugas profesional guru yaitu mampu melakukan layanan bimbingan di sekolahnya. Apabila guru sudah mampu melakukan layanan atau bimbingan dengan baik seperti yang telah dipaparkan diatas maka kesejahteraan dari guru ini patut untuk diperhitungkan. Hal ini terwujud dengan adanya program sertifikasi pada guru yang benar-benar profesional dalam bidangnya.

Semoga Bermanfaat,,,

Rabu, 25 April 2012

TEMPER TANTRUM


TEMPER TANTRUM
Suatu hal yang wajar apabila anakusia 4 tahun mudah meledak atau ngambek, sebab ia sudah mampu mengekspresikan kemarahan, kekecewaan, atau kecemasannya.
A.      PENGERTIAN TEMPER TANTRUM
Temper tantrum merupakan suatu letupan amarah anak yang sering terjadi pada saat anak menunjukkan sikap negativistik / penolakan. Perilaku ini sering disertai menangis dengan keras, berguling – guling, menjerit, melempar berang, memukul – mukul, menendang – nendang, dan sebagainya.
B.      HAL – HAL YANG MENYEBABKAN TANTRUM
Ada berbagai macam hal yang menyebabkan anak mengalami tantrum.
1.       Kelelahan . aktivitas motorik seringkali kurang disadari sebagai pemicu timbulnya temper tantrum. Ketika anak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan motoriknya seperti bermain, anak seakan punya tenaga ekstra untuk terus melakukan kegiatan yang membuatnya senang. Akan tetapi, ketika aktivitasnya berhenti barulah anak merasa lelah dan lesu sehingga mempengaruhi emosinya. Pada waktu seperti inilah tantrum bisa terjadi pada anak.
2.       Frustasi . anak – anak sering kali memiliki keinginan yang sesungguhnya belum waktunya ia dapatkan. Meski demikian, anak akan terus berusaha dengan segala upaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan ketika keinginannya tak terpenuhi, maka ia akan merasa frustasi dengan mengekspresikannya dengan berbagai cara entah itu marah, berguling, dan lain sebagainya.
3.       Lapar. Sama halnya dengan orang dewasa, ketika perut dalam keadaan kosong tentulah akan memacu rasa emosi yang tinggi dalam diri anak dan tentu saja anak emnjadi mudah marah.
4.       Sakit. Seperti halnya lapar, rasa sakit pada diri anak seringkali menebabkan anak mengamuk, hal ini disebabkan anak terkadang bingung dengan apa yang dirasakannya.
5.       Kecemburuan. Rasa iri atau cemburu yang terkadang munculmedorong anak untuk memaksa meminta sesuatu kepada orang tuanya tanpa melihat kondisi atau keadaan yang ada.
6.       Perubahan dalam rutinitas. Misalnya, pola asuh di rumah serba memperbolehkan melakukan segala sesuatu, akan tetapi di sekolah ada aturan yang berbeda dari apa yang dirasakan di rumah, tentu hal ini akan mempengaruhi psikologis anak sehingga terjadilah tantrum.
7.       Tekanan di rumah dan di sekolah.

Sabtu, 07 April 2012

KEWIRAUSAHAAN


Pengembangan Diri
A.    Analisis Diri
Pengembangan diri merupakan tugas bagi setiap individu, agar dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk dapat mengembangkan diri secara obtimal, individu perlu mengerti dirinya sendiri secara mendalam, baik mengenai kekuatan yang ada pada dirinya maupun kelemahan-kelemahan lainnya. Mengetahui dirinya sendiri bukanlah pekerjaan mudah. Meskipun demikian ada beberapa cara yang dapat ditempuh :
1.      Memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadap perasaan yang ada, reaksi yang muncul dan memahami penyebab timbulnya perasaan dan reaksi tersebut. Seseorang  biasanya mengerti sikap dan emosinya dikarenakanhasil observasi tentang perilakunya.
2.      Menjelaskan perasaan, persepsi, reaksi, pengalaman-pengalaman, de ngan penggunaan kata-kata sehingga hal-hal tersebut menjadi lebih jelasdan biasanya memberi arti yang baru. Menjelaskan reksi yang telah dilakukan dan menceritakan apa yang dirasakan kepada orang lainyang dipercaya akan memberikan pemahaman yang baru tentang dirinya sendiri.
3.      Untuk  lebih mengenal diri dirinya sendiri adalah dengan membandingkan dirinya dengan orang lain. Untuk membandingkan hal-hal yang konkrit bukankah pekerjaan yang sulit. Meskipun demikian dengan membndingkan dirinya sendiridengan kelompok pembanding yang mempunyai kesamaan dalam dirinya sendiriakan memberikan petunjuk seperti apakah dirinya tersebut.demikian pembandingan ini seseorang akan menemukan persamaan dengan orang lain sifat-sifat unikuntuk dimilikinya.
4.      Untuk lebih mengenal dirinya sendiri adalah dengan meminta umpan balik dari orang lain tentang bagaimana orang lain tersebut melihat dan memberikan reaksi  terhadap perilakunya. Umpan balik ini sangat penting sebab dapat menunjukkan apakah anggapan tentang dirinya dirionya sendiri benar atau dengan umpan balik ini akan mendapat informasi tentang dirinya sendiri yang selama ini itidak pernah diketahui.
Dalam memberikan umpan balik, diusahakan agar umpan balik itu tidak dirasakan sebagai suhu ancaman agar individu tidak bersifat defensif. Umpan balik  yang menolong diharapkan difokuskan pada:
a.       Perilakunya, bukan pribadinya.
b.      Deskripsinya, bukan penilaiannya
c.       Situasi yang spesifik
d.      Saat sekarang bukan ysng telah lampau.
e.       Saling membagi rasa, persepsi, dan perasaan, tidak memberi petunjuk.
Dengan dilakukannya pembukan diri dan umpan balik diharapkan individu mampu mengenal dirinya secara lebih baik sehingga mampu mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan.
Mengembangkan Kemampuan yang Positif
Setiap individu menginginkan kehidupannya selalu meningkat. Untuk mengerahkan diri ada tiga komponen utama yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Tujuan Hidup
Menentukan tujuan akan lebih mudah  apabila dikaitkan dengan keinginan dan harapan-harapannya, sehingga tujuan tujuan tersebut dapat dikelompokkan dan dikategori- kategori, misal tujuan dalam kesehatan, hubungan sosial, kerja, hubungan pribadi dan lain-lain.
b.      Kererampilan –keterampilan yang menunjung sesuai dengan kebutuhan
Untuk meningkatkan diri individu perlu mengetahui keterampilan- keterampilan apa yang dipunyai yang dapat menunjang keberhasilan dimasa datang. Dalam hal ini perlu diidentifikasikan rasa cermat tentang keterampilan, kemampuan, bakat yang menonjol yang dirasakan sangat berharga.
c.       Karakteristik pribadi dan keinginan pribadi yang ingin dipenuhi.
Karakteristik yang kuat, lingkungan yang mendukung, keterampilan yang siap digunakan, situasi yang mendukung akan merupakan suatu kombinasi yang dapat menimbulkan semangat yang tinggi dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Individu yang sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan diri adalah sikap. Sikapakan berpengaruh baikdengan mempertahankan tujuan yang akan dicapai ataupun cara-cara untuk mencapainya. Sikap positif akan membuat individu percaya diridan merasa dirinya mampu melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, sedangkan sifat yang ragu-ragu atau megatif akan memberikan dampak yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena individu dalam melangkah mencapai tujuan kurang baik dan kurang disadari keyakinan yang pasti bahwa dirinya sebetulnya tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengembangan Motivasi
Motivasi secara umum diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Peran motivasi ini sangat besar dalam mengarahkan seseorang dalam berperilaku. Proses timbulnya motivasi didukung adanya kebutuhan seseorang yang belum terpenuhi setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan tersebut muncu;l dan akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Scara umum proses motivasi seseporang dapat digambarkan sebagai berikut:
1.    Kebutuhan tidak terpenuhi.

6.kebutuhan tidak terpenuhi                     2. Mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan
Oval: individuDinilai
 


5.     Evaluasi                                              3. Perilaku yang berorientasi pada tujuan
                                                           
 4. hasil karya
Pertama-tama individu akan melihat kebutuhan yang belum terpenuhi. Individu akan memilih kebutuhan yang paling mendesak untuk segera dipenuhi. Setelah itu iondividu akan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.setelah itu individu akan mengerahkan perilakunya untuk mencapai tujuan tersebut.pada waktu tertentu individu akan melihat hasil dari usaha yang telah dilakukan. Individu akan melakukan evaluasi apakah hasil yang telah dicapaisudah sesuai dengan hrapan. Dari evaluasi tersebut, akan muncul kebutuhan – kebutuhan yang belum terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dinilai kembali sehingga akan muncul kebutuhan yang diprioritaskan untuk dipenuhi. Proses ini akan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan manusia. Dapat disimpulkan bahwa pendorong tindakan seseorang adalah adanya kebutuhan yang belum terpenuhi.
Menurut maslow, kebutuhan manusia adalah berjenjang.yaitu dari jenjang yang [paling bawah adalah fisiologis yang berkaitan erat dengan kebutuhan hidup, setelah kebutuhan fisik terpenuhi jenjang berikutnya adalah rasa aman, lalu diatasnya rasa aman terdapat kebutuhan sosial, setelh kebutuhan sosialnya terpenuhi, jenjang selanjutnya adalah penghargaan, dan jenjang paling atas adalah aktuali sasi diri.
Faktor –faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang, faktor-faktor  tersebut adalah:
a.       Internal, yaitu yang berasal dari individu sendiru antara lain bakat, minat, tujuan individu dan lainnya.
b.      Eksternal, yaitu berasal dari luar individu, seperti lingkungan sosial, keluarga, tempat kerja dan lainya.

B.     Motivasi Berprestasi
1.      Pengertian Motif-motif dan Motifasi Berprestasi
Motif sering diartikan sebagai dorongan. Dalam hal ini motif merupakan suatu driving force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku , dan dalam perbuatannya mempunyai tujuan tertentu.
a.       Pengertian Motif
Motif merupakan dorongan dari dalam , inner need yang bersifat komplek, laten dan pontensial, yang memberikan arahan dan perilaku manusia di dalam mencapai tujuan baik berupa presentasi, afilikan ataupun kekuatan.
b.      Pengertian Motifasi
Motifasi yang terdapat dalam individu akan terlangsir dalam suatu perilaku yang mengarah pada yujuan yand diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Motif atau motifasi memberikan kekuatan, dorongan untuk mengarahkan,diri seorang dalam perilaku tertentu dan sekaligus memberikan arahan terhadap diri seorang untuk merespon atau melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
c.       Pengertian Motiovasi Berprestasi
McClelland dan Heckhausen menyatakan Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan unyuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.


2.      Ciri-ciri Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi
Wyner (dikutip Haditomo, 1988) menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi sebagaimana berikut:
a.       Menunjukkan aktivitas yang berprestasi
b.      Menunjukkan ketekunan dan tidk putus asa dalam menghadapi kegagalan
c.       Memilih tugas-tugas tingkat kesulitan yang sedang-sedang.
Heckhausen (dikutip Malayani 1982) mengemukakan ada enam sifat individu yang mempunyai motifasi berprestasi yang tinggi. Sifat-sifat tersebut adalah :
a.       Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan presentasi
b.      Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan pada waktu kemudian.
c.       Memilih tugas yang kesukarannya sedang
d.      Tidak suka membuang-buang waktu
e.       Dalam mencari pasangan lebih suka  yang memiliki kemampuan daripada simpatik
f.       Lebih tangguh dalam suatu tugas
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu berkerja keras, tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi ke masa depan mempunyai tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang sedang-sedang saja, menyukai balikan yang cepat dan efisien mengenai prestasinya serta mandiri.
3.      Konsep dan Teori Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah salah satu aspek dari motif sosial yang paling menarik untuk dikembangkanl, sehingga banyak diteliti para ahli. McCleland mengemukakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil dan prestasi; motif berprestasi ditemukan pada suatu macam ukuran pikiran yang berhubungan  dengan melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat, orang mengguanakan tenaga dengan hasil baik dan sebagainya.
Motivasi berprestasi mempunyai beberapa disposisi penilaian :
a.       Jika motif berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan ideal akan lebih besar.
b.      Orang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan yang berorientasi gagal, akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam mencapai prestasi.
c.       Tingkat aspirasi yang berorientasi antara sukses biasanya hanya sedang dan yang berorientasi gagal biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
d.      Subyek yang dimitivasi sukses sebagai akibat faktor yang mantap, seperti kemampuan dan tanggap kegagalan bukan karena faktor tersebut akan tetapi sebagai akibat kurangnya usaha : monumental.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi antara lain :
a.       Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan mental yang kompleks yang ada pada diri seseorang. Kemampuan tersebut akan melatar belakangi perilaku seseorang baik di dalam memecahkan masalah maupun menghadapi hal-hal yang baru.
b.      Kebutuhan dan pendidikan
Tingkat pendidikan serta fariasi dan macam keilmuan yang dikuasai, akan diikuti melatarbelakangi sikap hidup, konsep diri dan perilaku seseorang dalam menghadapi macam dan tingkat kebutuhan baik yang berasal dari diri maupun dari luar individu dalam kehidupan sehari-hari.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas cakupan pengetahuan yang dikuasai atau diperolehnya, baik secara teoritis maupun praktis.
5.      Konsep kewirausahaan motivasi, dan motivasi berprestasi
Kewirausahaan dapat diarikan sebagai suatu kepribadian, sikap kemampuan berwirausaha atau kemampuan yang unggul dalam menciptakan suatu usaha. Orang wirausahawan adalah seorang yang memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam memperjungkan usahanya mencapai keberhasilan atau dinyatakan berprestasi.
Orang berwirausahawan harus memiliki :
a.       Ketrampilan berpikir kreatif
b.      Ketrampilan dalam mengambil keputusan
c.       ketrampilan dalam kepemimpinan
d.      ketrampilam manajerial
e.       ketrampilan dalam bergaul.

C.     Kreativitas
1.      Pengertian kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesutau yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi.
Berdasarkan pendapat para ahli psikologi, sejumlah aspek yang berbeda termasuk dalam kriteria kreativitas yaitu :
a.       Sensitivity to problems, artinya kreativitas dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.
b.      Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara baru
c.       Ingenuity, artinya adanya kecerdika dalam memecahkan masalah
d.      Breadth, artinya ketepatan dalam memecahkan masalah
e.       Recognity by peers, artinya adanya pengakuan dari kelompok tentang penemuan.
2.      Berfikir kreatif dan kreativitas
Kreatif sangat erat hubungannya dengan kreativitas, karena kreativitas merupakan hasil dari hasil proses berfikir yang dilakukan oleh seseorang. Berfikir kreatif disebut juga berfikir divergen atau lateralkarena terdabat banyak jawaban yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dimunculkan dan pikiran itu didorong untuk menyebar jauh dan meluas mencari pemecahan masalah. Potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia mendorongnya untuk mampu mengaktualisasi diri dalam kegiatan dan kehidupan manusia, hingga ada hakikatnya setiap manusia itu bila ada kesempatan dana ada kemampuan untuk menggunakan daya kreatifitas ia akan berusaha melahirkan memaluai kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
3.      Ciri-ciri berfikir kreatif
Dari beberapa pendapat para ahli dan hasil penelitian para ahli tentang ciri-ciri yang memiliki kemampuan berfikir kretif, nampak bahwa suatu perbedaan akan timbul karena adanya perbedaan subjek yang menjadi sasaran penelitian sehingga ciri-ciri yang cukup menonjol sebagai ciri pokok berfikir kreatif, yaitu:
a.       Ciri kelancaran
Kelancaran adalah dapat menghasilkan banyak ide yang relevan dengan masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat.

b.      Ciri fleksibilitas
Fleksibilitas menunjukkan bahwa individu dapat memunculkan hal-hal baru yang unik.
c.       Ciri keaslian
Jadi individu yang memilikikemampuan berfikir kreatif adalah individu yang dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas
Agar supaya kreativitas pada seseorang dapat dikembangkan dengan baik, maka beberapa faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2macam, yaitu:
a.       Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individuyang dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas individu, yaitu sifat terbuka terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam diri individu, lokus evaluasi yang internal yaitu kemampuan individu dalam menilai produk,  dan kemampuan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk atau konsepyang sudah ada sebelumnya.
b.      Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan kretivitas adalah budaya yang meliputi struktur masyarakat yang bersifat feodal dan tradisi sosial, adanya budara yang creativogenic, dan lingkungan.
5.      Tahapan dalam berfikir kreativitas
Dalam berfikir terdapat tahap-tahap yang dilalui mulai dari persiapan sampai diperoleh hasil pemikiran. Menurut rawlinson berfikir melewati tahap berikut:
a.       Tahap persiapan yaitu tahap untuk memperoleh fakta untuk memperoleh fakta tentang persoalanyang akan dipecahkan.
b.      Tahap usaha yaitu tahap dimana individu menerapkan cara berfikir divergen/ menyebar.
c.       Tahap inkubator yaitu dimana individu seakan- akan melepaskan diri dari persoalan.
d.      Tahap pengertian yaituntahap diperolehnya insight, atau yang biasa disebut “aha erlibnis”
e.       Tahap evaluasi yaitu dimana ide-ide dihasilkan dipaksa dengan teliti secara kritis  dengan memisahkan ide-ide kurang berguna tidak sesuai ataupun yang terlalu mahalbiasanya bila dilaksanakan.
6.      Teknik-teknik untuk berfikir kreatif.
Sikap kreatif menunjukkan adanya pemikiran yang selalu mempertanyakan masalah serta implikasinya. Untuk dapat berfikir kreatif dapat tempuh berbagai teknik, antara lain menurut A.S Munandar (1988) adalah:
a.       Teknik pemanasan
Berfikir kreatif tidak dapat langsung dilaksanakan tetapi harus mulai dari pemanasan lebih dahulu. Kita perlu membebaskan diri dari peraturan dan hukumberfikir yang berlaku danyaitu hanya satu jawaban yang benar menuju pemikiran yang menghasilkan banyak jawaban.
b.      Teknik pemikiran dan perasaan berakhir terbuka.
Teknik ini mendorong individu berfikir kreatif, divergen yaitu pernyataan yang memungkinkan timbulnya jawaban.
c.       Teknik sumbang saran.
Teknik ini untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia.
d.      Teknik penggunaan daftar kata-kata.
Teknik inio menggunakan daftar kata-kata untuk merangsang tumbuhnya gagasan gagasan baru bila timbulnya gagasan itu mengalami kemacetan.
e.       Teknik mencatat sifat.
Teknik ini dimulai dengan mencatat semua sifat, ciri, dari objek atau masalah yang akan dipecahkan.
7.      Hambatan-hambatan dalam berfikir kreatif .
Dalam menghadapi sebagai kendala atau hambatan yang dapat menyebabkan orang tersebut kurang dapat menggunakan kemampuan kreatifnya. Pada umumnya hambatan yang dihadapi adalah hambatan mental yang berkembang pada seseorang akibat perilaku yang diterima dari lingkungan keluarga atau masyarakat.
8.      Cara-cara mengembangkan kemampuan berfikir kreatif
Pada dasarnya manusia dilhirkan mempunyai pembawaan untuk dapat berfikir kreatif, namun banyak hambatan yang di alami individu pengaruh utamanya karena pendidikan yang diterima selama itu. Pendidikan dalam keluarga pada umumnya di tangani oleh orang tua sehingga orangtua sangat menentukan kreativitas anak. Dari uraian diatas bahwa keluarga sangat besar perananya dalam mengembangkan kemampuan tanpa memberikan penilaian, kritikan, ancaman, dan sebagainya.
9.      Kreativitas dan kewirausahaan.
Menciptakan produk dan cara baru merupakan bagian dari kreativitas manusia yang menuntut keuletan dan daya cipta yang tinggi untuk melahirkan ide-ide mencari peluang bagi pengembangan ide tersebut.dengan memperhatikan sebagai sifat yang harus memiliki seorang wirausahaan, maka kreativitas dalam berfikir sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan usahanya.