REVIEW FILM "MIRACLE WORKER"
Film The Miracle Worker merupakan film yang bercerita tentang seorang
anak bernama Helen Keller yang menderita bisu, tuli, dan buta serta memiliki
tingkah yang bisa dianggap “brutal.” Kedua
orang tuanya sudah berusaha untuk menyembuhkan Helen, akan tetapi tidak ada
hasil yang memuaskan sampai pada akhirnya mereka bertemu dengan Anne Sullivan.
Anne Sulivan merupakan seorang perempuan yang juga hampir kehilangan
penglihatannya di waktu kecil. Ketika Anne pertama kali sampai di rumah Helen,
dia menemui Helen dan mengenalkan kata boneka untuk pertama kalinya pada Helen
menggunakan jari. Kegiatan itu terus diulang sampai Helen mau mengikutinya.
Kata berikutnya yang ia ajarkan pada Helen adalah “kue”. Walaupun Helen dapat
mengulangi gerakan-gerakan jari ini, ia tidak dapat sepenuhnya memahami apa
artinya. Dan ketika Anne berjuang untuk mencoba membantunya untuk memahami, ia
juga mencoba berjuang mengontrol kelakuan buruk Helen yang terus berlanjut.
Akan tetapi, karena ia merasa di rumah itu kurang kondusif untuk mengajari
Helen, mereka pindah ke pondok kecil yang sebenarnya masih menjadi bagian dari
rumah mereka. Disitulah Anne mulai mengajrakan berbagai kata dan mengubah
perilaku buruk Helen, hingga helen bisa mengeja beberapa kata dan bisa merajut.
Setelah sekian lama, keajaiban pun terjadi, Helen bisa mengeja beberapa kata
meskipun belum sampai saat itu
Helen belum juga memahami sepenuhnya arti kata-kata. Ketika sarapan, Helen
kembali ke kebiasaannya dulu, dan ia marah dengan menyiramkan air pada Anne
ketika Anne berusaha menghalanginya, kemudian Anne menuntunnya ke pompa air,
dan memompa hingga Helen merasakan aliran air yang keluar dan disitulah semua
itu berubah. Sewaktu Anne memompa air ke atas tangan Helen, Anne mengeja kata
air ke sebelah tangan gadis itu yang bebas. Sesuatu tentang hal ini menjelaskan
arti kata-kata itu ke benak Helen, dan Anne segera melihat di wajahnya bahwa
Helen akhirnya mengerti. Helen segera meminta pada Anne nama dari pompa untuk
diejakan di atas tangannya dan kemudian nama dari terali. Sepanjang jalan
pulang ke rumah Helen belajar nama dari segala sesuatu yang disentuhnya dan
juga menanyakan nama untuk Anne. Anne mengeja kata “Guru” ke atas tangan Helen.
Dan akhirnya Anne terus menjadi guru Helen.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.
Dalam kisah Helen Keller dalam film The Miracle Worker ini terdapat beberapa
bentuk pengaplikasian teori-teori pembelajaran behaviorisme seperti yang
dikatakan oleh Skinner (menggunakan operant conditioning : penguatan positif
dan penguatan negatif), antara lain ialah: 1. Ketika Helen marah ibu Helen
selalu memberikan permen untuk menjadikan Helen tenang, ketika Anne melihatnya,
ia menegur ibu Helen, karena memberikan hadiah kepada Helen ketika melakukan
kesalahan. Dan juga ketika Anne mengajari Helen ia membawa boneka untuk
diberikan hadiah, dia mengejanya berulang – ulang sampai Helen mau menirunya
dan apa yang diajarkan bisa Helen lakukan. (koneksionisme dan pembiasaan
perilaku respon). 2. Anne membiasakan Helen menggunakan sandi tangan untuk
memahami segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk dipahaminya, bahkan
mengajaknya berkeliling agar mengetahui dan memahami semuanya yang ada di
lingkungan tempat Helen belajar dengan memanfaatkan lingkungan yang ada. Hingga
akhirnya Helen dapat memahami apa yang diajarkan Anne melalui pembiasaan - pembiasaan
yang telah diberikannya
(pembiasaan/conditioning). 3. Mengajari Helen mengeja kata-kata yang ia
pernah rasakan, seperti memberinya kue, susu dan lain sebagainya untuk
memudahkan pemahaman Helen. Selain itu hal tersebut juga dilakukan secara
berulang-ulang (teori pembiasaan perilaku respon). 4. Membiasakan Helen makan
menggunakan piring sendiri, sendok dan garpu dan mengeja kata bagus pada tangan
Helen, dan juga menganggukkan kepala sehingga ia menjadi terbiasa melakukan hal
tersebut (pembiasaan/conditioning) serta dilakukan berulang-ulang hingga Helen
mampu melakukannya (teori pembiasaan perilaku respon).5. Dalam pembelajaran
yang telah di ajarkan Anne merupakan pembelajaran yang membutuhkan waktu dan
kesabaran, karena dalam pembelajaran ini perlu kebiasaan-kebiasaan dan
pengaplikasikan atau pembiasaan.
Meskipun teori behaviorisme
berhasil digunakan Anne dalam mengasuh dan mengajar Helen, akan tetapi terdapat pula peran
teori pembelajaran kognitivisme dalam prosesnya. Secara kognitif Helen tidak akan mau mempelajari
apa yang diajarkan Anne kepadanya jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari. Helen tidak
akan memahami apa yang telah diajarkan oleh Anne kepadanya jika ia tidak menghendaki hal
tersebut. Meskipun proses belajar itu dapat diamati secara langsung, akan
tetapi proses belajar juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati
secara langsung, seperti halnya kehendak atau kemauan.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik