Rabu, 25 April 2012

TEMPER TANTRUM


TEMPER TANTRUM
Suatu hal yang wajar apabila anakusia 4 tahun mudah meledak atau ngambek, sebab ia sudah mampu mengekspresikan kemarahan, kekecewaan, atau kecemasannya.
A.      PENGERTIAN TEMPER TANTRUM
Temper tantrum merupakan suatu letupan amarah anak yang sering terjadi pada saat anak menunjukkan sikap negativistik / penolakan. Perilaku ini sering disertai menangis dengan keras, berguling – guling, menjerit, melempar berang, memukul – mukul, menendang – nendang, dan sebagainya.
B.      HAL – HAL YANG MENYEBABKAN TANTRUM
Ada berbagai macam hal yang menyebabkan anak mengalami tantrum.
1.       Kelelahan . aktivitas motorik seringkali kurang disadari sebagai pemicu timbulnya temper tantrum. Ketika anak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan motoriknya seperti bermain, anak seakan punya tenaga ekstra untuk terus melakukan kegiatan yang membuatnya senang. Akan tetapi, ketika aktivitasnya berhenti barulah anak merasa lelah dan lesu sehingga mempengaruhi emosinya. Pada waktu seperti inilah tantrum bisa terjadi pada anak.
2.       Frustasi . anak – anak sering kali memiliki keinginan yang sesungguhnya belum waktunya ia dapatkan. Meski demikian, anak akan terus berusaha dengan segala upaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan ketika keinginannya tak terpenuhi, maka ia akan merasa frustasi dengan mengekspresikannya dengan berbagai cara entah itu marah, berguling, dan lain sebagainya.
3.       Lapar. Sama halnya dengan orang dewasa, ketika perut dalam keadaan kosong tentulah akan memacu rasa emosi yang tinggi dalam diri anak dan tentu saja anak emnjadi mudah marah.
4.       Sakit. Seperti halnya lapar, rasa sakit pada diri anak seringkali menebabkan anak mengamuk, hal ini disebabkan anak terkadang bingung dengan apa yang dirasakannya.
5.       Kecemburuan. Rasa iri atau cemburu yang terkadang munculmedorong anak untuk memaksa meminta sesuatu kepada orang tuanya tanpa melihat kondisi atau keadaan yang ada.
6.       Perubahan dalam rutinitas. Misalnya, pola asuh di rumah serba memperbolehkan melakukan segala sesuatu, akan tetapi di sekolah ada aturan yang berbeda dari apa yang dirasakan di rumah, tentu hal ini akan mempengaruhi psikologis anak sehingga terjadilah tantrum.
7.       Tekanan di rumah dan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar